1. Bunga Vanili
Bunga panili merupakan bunga majemuk, letaknya di ketiak daun, memiliki tangkai berbentuk silindris, panjangnya kurang lebih 0,5 cm, bermahkota, bunganya berwarna putih. Kandungan vanilin berada dalam buah yang merupakan hasil dari penyerbukan bunga panili. Satu bunga hanya akan membentuk satu buah (Ackerman, 2003).
Bunga panili berumah satu dimana alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik) berada dalam satu bunga. Terdapat selaput yang memisahkan kedua organ tersebut sehingga penyerbukan bunga secara alami sangat sulit dilakukan (Ackerman, 2003).
Bunga vanili terdiri dari 6 daun bunga (3 sepal, 3 petal) yang terletak dalam dua lingkaran. Daun bunga bagian luar (sepal) sedikit lebih besar daripada bagian dalam petal. Satu dari petalnya berubah bentuk, menggulung seperti corong yang disebut bibir (labellum).
Penyerbukan bunga secara alami hanya dapat dilakukan dengan bantuan lebah Melipone yang hanya hidup di Mexico. Untuk itu satu-satunya cara penyerbukan bunga vanili yang bisa dilakukan di negara lain yaitu hanya melalui penyerbukan buatan dengan bantuan tangan manusia (Ackerman, 2003).
Putik pada bunga vanili tertutup oleh bibir, sehingga penyerbukan secara alamiah terhalang, kepala sari (anther) berisi dua butir tepung sari, letaknya lebih tinggi daripada kepala putik. Keistimewaan dari bunga vinili yaitu kepala putiknya berisi cairan perekat. Bila tepung sari diletakkan disana akan segera menempel dan terjadilah pembuahan.
Tanaman vanili pertama kali mulai berbunga pada umur 12 – 18 bulan. Biasanya pada bulan Agustus sampai September. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 – 3 kuntum bunga yang mekar. Sehingga waktu penyerbukan untuk satu tandan biasanya membutuhkan waktu beberapa hari.
Penyerbukan pada umumnya dilakukan dengan bantuan manusia. Hal ini karena kepala putik bunga panili tertutup oleh sebuah bibir (labellum) dari daun bunga yang ke enam. Penyerbukan dapat pula dilakukan melalui serangga tetapi prosentase keberhasilan penyerbukan sangat kecil (1 persen). Waktu penyerbukan sebaiknya dilakukan hanya pada setiap jam 06.00 sampai 10.00 saat bunga telah kering dari embun. Waktu penyerbukan ini sangat penting untuk diperhatikan karena apabila setelah melewati jam 10.00 tersebut bunga yang telah mekar akan mulai layu dan saat berbunga dari tanaman ini hanya berlangsung satu kali setahun. Untuk memperoleh hasil penyerbukan yang baik sebaiknya waktu penyerbukan dilakukan pada kondisi udara yang kering.
Alat yang dapat membantu proses penyerbukan antara lain : lidi, sayatan bambu atau seng yang telah digunting agak panjang (15 cm). Proses ini dapat dilakukan dengan cara tangan kiri memegang bunga sedangkan tangan kanan memegang lidi/plat seng. Alat bantu digunakan untuk menyobek bibir bunga kemudian bagian bunga yang membatasi antara kepala sari dan putik (rostellum) diangkat dengan lidi. Kapala sari dengan menggunakan ibu jari tangan kiri menekan kearah kepala putik sampai serbuk sari keluar dan menempel pada kepala putik. Penyerbukan akan berhasil dengan baik ditandai gugurnya tajuk bunga sedangkan tangkai bunga membesar. Berhasil atau tidaknya penyerbukan akan tampak setelah dua atau tiga hari. Bunga yang berhasil diserbuki akan berubah warnanya menjadi lebih pucat. Enam buah daun bunganya akan layu tetapi tangkai bunganya tetap menempel pada tandan bunga. Bunga yang tidak berhasil diserbuki akan gugur. Setelah terjadi pembuahan antara 10-15 buah, bunga pada tandan yang masih kuncup sebaiknya dipangkas, agar zat makanan yang dihisap oleh tanaman diakumulasikan pada pembentukan dan pembesaran buah. Banyaknya tandan dalam 1 pohon umumnya bervariasi dengan jumlah maksimal mencapai 15 – 20 dengan banyaknya buah dalam masing-masing tandan 15 – 20 maka dalam satu pohon akan terdapat 225 – 400 polong (Yufdy, 1985).
Pada waktu bunga mekar, panjang bakal buah 2-4 cm dengan garis tengah 5 mm. Satu minggu setelah penyerbukan bakal buah itu dapat mencapai panjang 8-10 cm. Lima minggu kemudian buah telah mencapai panjang maksimal 20-25 cm, dengan garis tengah 1,5 cm. Setelah buah mencapai perkembangan yang maksimal, lima atau enam bulan kemudian buah akan masak.
2. Zea mays
Bunga jagung penyerbukannya dibantu oleh angin. Hal tersebut didukung dari struktur bunga tersebut. Bunga jagung berukuran kecil dan warnanya tidak menarik bagi serangga. Benang sari memiliki tangkai sari yang panjang, sehingga kepala sarinya muncul sendiri dan mudah terayun-ayun. Serbuk sari bunga jagung berukuran sangat kecil, ringan,halus, kering, dan berbentuk bubuk (tidak menggumpal menjadi satu) dan dihasilkan dalam jumlah yang banyak. selain itu kepala putik, seperti halnya benang sari yang juga menonjol.
Pada Zea mays, bunga jantan berada di puncak batang dalam bentuk malai di ujung, yang umumnya disebut tassel. Jika kepala sari dari tasel pecah terbentuklah kabut debu serbuk sari. Telah dihitung bahwa sebuah tassel dapat menghasilkan sebanyak 60 juta serbuk sari. Bunga betina tumbuh di bagian bawah dari tanaman dalam bentuk bulir majemuk yang disebut bonggol yang tertutup rapat oleh upih daun yang disebut kulit ari (husk). Muncul dari ujung bonggol dijumpai sejumlah besar rambut panjang atau rambut sutera (silks), yaitu kepala-kepala putik. Sewaktu reseptif rambut sutera ini lengket, sehingga serbuk sari mana pun yang tertiup ke arah rambut ini akan melekat. Setiap rambut atau kepala putik dihubungkan oleh tangkai putik yang panjang ke bakal buah tunggal yang nantinya setelah dibuahi akan menjadi biji atau inti biji. Pada jagung bunga jantan biasanya memencarkan serbuk sari sebelum bunga betina pada tanaman yang sama masak. Sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan silang.
3. Calliandra calothyrsus
Bunga kaliandra mengelompok bersama sepanjang batang dengan masa pembungaan yang panjang dan mekar secara bertahap mulai dari yang terbawah sampai ke pucuk. Bunga membuka pada malam hari dan dicirikan dengan benang sari (stamen) lembut berwarna merah yang merupakan kelamin jantan bunga yang menopang kepala sari (anthers) berwarna kuning dan kecil tempat produksi serbuk sari (pollen). Bunga mekar pada saat matahari tenggelam, dan mulai layu saat matahari terbit pada hari berikutnya. Bunga akan gugur hari berikutnya bila tidak dibuahi.
Kelamin betina bunga disebut putik (pistil). Pada kaliandra, putik berwarna putih dan terdiri dari kepala putik atau stigma (tempat serbuk sari mendarat dan berkecambah), tangkai putik yang panjang atau style (saluran serbuk sari), dan bakal buah (ovary) yang berisi bakal benihn(ovule) yang akan menjadi polong yang berisi benih bila dibuahi serbuk sari. Bila bunga mempunyai kelamin jantan dan betina disebut bunga lengkap (hermaphrodite). Kadang-kadang bunga kaliandra tidak memiliki putik, sehingga tidak dapat dibuahi menjadi polong dan menghasilkan benih. Bunga seperti ini disebut bunga jantan (staminate flowers). Bunga jantan dihasilkan ketika beberapa polong mulai berkembang (biasanya setelah 20 polong mulai berkembang untuk setiap pembungaan). Ketika hal ini terjadi sebagian hara dalam pohon telah digunakan untuk perkembangan polong, sehingga pohon tidak memiliki cukup hara untuk menghasilkan bunga normal/lengkap. Dengan demikian bunga jantan akan dihasilkan. Ketika polong mulai kering dan matang, hara menjadi tersedia kembali dan jika pembentukan bunga masih berlangsung, putik dapat dihasilkan lagi dan bunga lengkap akan terbentuk kembali.
Berbagai jenis serangga dan hewan menghinggapi bunga kaliandra seperti lebah, tawon, burung, kupu-kupu, kelelawar, dan ngengat. Semua pengunjung ini mencari nektar atau serbuk sari yang dihasilkan bunga. Sarang lebah sering dibuat di dekat kaliandra untuk menyediakan sumber nektar untuk produksi madu. Akan tetapi dari semua pengunjung itu, hanya kelelawar dan ngengat yang merupakan penyerbuk kaliandra. Serangga kecil seperti tawon dan lebah tidak sampai menyentuh kepala sari yang mengandung serbuk sari, tetapi hanya mengunjungi dasar bunga untuk mengumpulkan nektar. Mereka tidak mengangkut serbuk sari kaliandra dan tidak memindahkan serbuk sari dari suatu bunga ke bunga yang lain.
Pengunjung yang lebih besar seperti burung dan kupu-kupu dapat menyapu serbuk sari kaliandra tetapi mereka mengunjungi bunga di siang hari pada saat bunga kaliandra mulai layu dan serbuk sari tidak bisa lagi berkecambah pada kepala putik. Oleh sebab itu kedua hewan ini bukanlah penyerbuk kaliandra yang baik. Penyerbuk kaliandra yang paling efisien adalah kelelawar kecil dan ngengat besar, keduanya mengunjungi bunga yang mekar pada malam hari pada saat kepala putik cukup reseptif (dapat menerima) terhadap perkecambahan serbuk sari. Keduanya melayang-layang mengitari bunga dan memasukkan lidahnya yang panjang ke dalam nektar. Serbuk sari berpindah dari kepala sari ke tubuh mereka, dan pada saat mengunjungi bunga lain serbuk sari akan jatuh pada kepala putik. Di Amerika Tengah, kelelawar kecil yang disebut kelelawar buah berlidah panjang (Glossophaga sorcinia) merupakan penyerbuk yang umum dijumpai dan di Indonesia kelelawar tipe yang sama (Macroglossus minimus) juga merupakan penyerbuk kaliandra yang umum.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Robet. 1994. Pengaruh Waktu Penyerbukan terhadap Pembuahan Empat Tipe Panili. Diakses dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/92949297.pdf, pada tanggal 15 Desember 2011 pukul 19.00 WIB
Chamberlain, Joanne . 2000. Meningkatkan Produksi Benih Calliandra calothyrsus. Diakses dari http://www.worldagroforestrycentre.org.PDF pada tanggal 27 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.
Yusuf dan Nelson H.Kario. 2005. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Vanili Melalui Perbaikan Teknologi Budidaya dan Pasca Panen. Diakses dari http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/2005 pada tanggal 27 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar